Foto: Twitter @jefri_buchori
Sekretariat Panitia Pembangunan Mushola : Perumahan Kirana Gardenia Blok D12a Jalan Raya Ciputat Parung KM. 24 Rt. 004 Rw. 007 Kel. Bojongsari Baru Kec. Bojongsari Depok 16516 Telp. +62 81 122 333 41
26 April 2013
Ustadz Jefri Al Buchori (UJE) Meninggal Dunia Akibat Luka Parah di Kepala
JAKARTA - Jenazah Ustadz Jefri Al Buchori (Uje) meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan di Jalan Gedung Hijau 7, Pondok Indah, Jakarta Selatan.
25 April 2013
Hadits-Hadits tentang Masjid
Keutamaan masjid dibandingkan tempat yang lainnya
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
Keutamaan membangun masjid ikhlas karena Allah
imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
Tidak boleh membangun masjid di tanah pekuburan
Imam Muslim meriwayatkan di dalam Shahihnya :
Tidak boleh menyerupai Yahudi dan Nasrani
Imam Muslim meriwayatkan di dalam Shahihnya :
Larangan menjadikan kubur orang soleh sebagai tempat ibadah
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
Menjaga kebersihan masjid dari kotoran
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
Boleh membawa anak kecil ke masjid
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
Tidak mengganggu jama’ah yang lain dengan bau yang tak sedap (rokok dsb)
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
By : Ari Wahyudi
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى
اللَّهِ مَسَاجِدُهَا وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Bagian negeri yang paling Allah cintai adalah
masjid-masjidnya, dan bagian negeri yang paling Allah benci adalah
pasar-pasarnya.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’
as-Shalah)Keutamaan membangun masjid ikhlas karena Allah
imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
عَنْ عُثْمَانِ بْنَ عَفَّانَ قَالَ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ بَنَى
مَسْجِدًا لِلَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ فِي الْجَنَّةِ مِثْلَهُ
Dari Utsman bin Affan -radhiyallahu’anhu- dia berkata; Aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang
membangun masjid ikhlas karena Allah maka Allah akan membangunkan
baginya yang serupa dengannya di surga.” (HR. Muslim dalam Kitab
al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)Tidak boleh membangun masjid di tanah pekuburan
Imam Muslim meriwayatkan di dalam Shahihnya :
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ أُمَّ حَبِيبَةَ
وَأُمَّ سَلَمَةَ ذَكَرَتَا كَنِيسَةً رَأَيْنَهَا بِالْحَبَشَةِ فِيهَا
تَصَاوِيرُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أُولَئِكِ إِذَا
كَانَ فِيهِمْ الرَّجُلُ الصَّالِحُ فَمَاتَ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ
مَسْجِدًا وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلْكِ الصُّوَرَ أُولَئِكِ شِرَارُ الْخَلْقِ
عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari ‘Aisyah -radhiyallahu’anha- bahwa Ummu Habibah dan Ummu Salamah
menceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai
sebuah gereja yang mereka lihat di negeri Habasyah, di dalam gereja itu
terdapat gambar-gambar. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Sesungguhnya mereka itu apabila di antara mereka terdapat
orang yang soleh yang meninggal maka mereka pun membangun di atas
kuburnya sebuah masjid/tempat ibadah dan mereka memasang di dalamnya
gambar-gambar untuk mengenang orang-orang soleh tersebut. Mereka itu
adalah makhluk yang paling buruk di sisi Allah pada hari kiamat kelak.”
(HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)Tidak boleh menyerupai Yahudi dan Nasrani
Imam Muslim meriwayatkan di dalam Shahihnya :
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَرَضِهِ الَّذِي لَمْ
يَقُمْ مِنْهُ لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ
أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ
Dari ‘Aisyah -radhiyallahu’anha- dia berkata; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda ketika beliau sedang menderita sakit yang
membuatnya tidak bisa bangun -menjelang wafat, pen-, “Allah melaknat
Yahudi dan Nasrani; mereka menjadikan kubur-kubur nabi-nabi mereka
sebagai tempat ibadah.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’
as-Shalah)Larangan menjadikan kubur orang soleh sebagai tempat ibadah
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
عَنْ جُنْدَبِ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْلَ أَنْ يَمُوتَ بِخَمْسٍ وَهُوَ
يَقُولُ إِنِّي أَبْرَأُ إِلَى اللَّهِ أَنْ يَكُونَ لِي مِنْكُمْ خَلِيلٌ
فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَدْ اتَّخَذَنِي خَلِيلًا كَمَا اتَّخَذَ
إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِي خَلِيلًا
لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلًا أَلَا وَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ
كَانُوا يَتَّخِذُونَ قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ وَصَالِحِيهِمْ مَسَاجِدَ
أَلَا فَلَا تَتَّخِذُوا الْقُبُورَ مَسَاجِدَ إِنِّي أَنْهَاكُمْ عَنْ
ذَلِكَ
Dari Jundab -radhiyallahu’anhu-, dia berkata; Aku mendengar Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lima hari sebelum beliau
meninggal, “Sesungguhnya aku berlepas diri kepada Allah bahwa aku tidak
akan menjadikan seorang pun dari kalian sebagai kekasihku, karena
sesungguhnya Allah ta’ala telah menjadikan aku sebagai kekasih-Nya
sebagaimana Dia telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Kalau
seandainya ku diijinkan untuk mengangkat seorang kekasih dari kalangan
umatku, maka niscaya akan aku jadikan Abu Bakar sebagai kekasih.
Ingatlah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian biasa menjadikan kubur
para nabi dan orang-orang soleh di antara mereka sebagai tempat ibadah,
sesungguhnya aku melarang kalian melakukan hal semacam itu.” (HR.
Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)Menjaga kebersihan masjid dari kotoran
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبُزَاقُ فِي
الْمَسْجِدِ خَطِيئَةٌ وَكَفَّارَتُهَا دَفْنُهَا
Dari Anas bin Malik -radhiyallahu’anhu- dia berkata; Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Berludah di masjid adalah
kesalahan dan peleburnya adalah dengan menguburkannya.” (HR. Muslim
dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)Boleh membawa anak kecil ke masjid
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ
رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ النَّاسَ
وَأُمَامَةُ بِنْتُ أَبِي الْعَاصِ وَهِيَ ابْنَةُ زَيْنَبَ بِنْتِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى عَاتِقِهِ فَإِذَا
رَكَعَ وَضَعَهَا وَإِذَا رَفَعَ مِنْ السُّجُودِ أَعَادَهَا
Dari Abu Qatadah al-Anshari -radhiyallahu’anhu- dia berkata; Aku
melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami para sahabat
sedangkan Umamah binti Abi al-’Ash -yaitu anak perempuan Zainab putri
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- berada di atas bahunya. Apabila
beliau ruku’ maka beliau meletakkannya dan apabila bangkit dari sujud
maka beliau mengembalikannya.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa
Mawadhi’ as-Shalah)Tidak mengganggu jama’ah yang lain dengan bau yang tak sedap (rokok dsb)
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ
الْبَقْلَةِ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسَاجِدَنَا حَتَّى يَذْهَبَ رِيحُهَا
يَعْنِي الثُّومَ
Dari Ibnu Umar -radhiyallahu’anhuma- Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang memakan sayuran seperti ini maka
janganlah dia mendekat ke masjid-masjid kami sampai baunya telah
hilang.” Maksudnya adalah bawang (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa
Mawadhi’ as-Shalah).By : Ari Wahyudi
Keutamaan Membangun Masjid
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi,
Nasa‘i dan Ahmad, Rasullulah SAW bersabda bahwa apabila seorang manusia
meninggal dunia maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal yaitu shodaqoh jariyah, anak shalih yang mendo’akannya dan ilmu yang bermanfaat sesudahnya.
Semoga dengan adanya sarana ibadah ini, masyarakat muslim di Berlin
dapat merealisasikan kehidupan sebagai seorang muslim yang selalu
bertaqwa kepada Allah SWT, berbakti kepada orang tuanya, menghormati dan
menyayangi antar sesama manusia, memberikan manfaat bagi komunitas di
sekitarnya dan memanfaatkan masjid sebagai tempat belajar dan
mengajarkan Al Qur’an.
”Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(QS. At-Taubah, 9:18)
Hadits riwayat Usman bin Affan ra: ”Barang siapa yang membangun sebuah masjid karena mengharapkan keridhaan Allah SWT, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga. (H.R Bukhari dan Muslim)
“Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak. (yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mu’min laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada meraka): Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS. Al-Hadiid, 57:11-12)
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah, 2:261)
Pendirian masjid adalah pendirian rumah Allah SWT, dan hanya bisa dilakukan atas kehendak-Nya dan dilakukan secara bersama-sama dikarenakan kecintaan kita dan rasa syukur kita kepada-Nya. Kepada Allah SWT semua urusan dikembalikan dan semoga Allah SWT meridhoi kita semua. Amin, amin ya robbal ‘alamiin.
Dikutip dari alfalah.iwkz.de
”Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(QS. At-Taubah, 9:18)
Hadits riwayat Usman bin Affan ra: ”Barang siapa yang membangun sebuah masjid karena mengharapkan keridhaan Allah SWT, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga. (H.R Bukhari dan Muslim)
“Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak. (yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mu’min laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada meraka): Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS. Al-Hadiid, 57:11-12)
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah, 2:261)
Pendirian masjid adalah pendirian rumah Allah SWT, dan hanya bisa dilakukan atas kehendak-Nya dan dilakukan secara bersama-sama dikarenakan kecintaan kita dan rasa syukur kita kepada-Nya. Kepada Allah SWT semua urusan dikembalikan dan semoga Allah SWT meridhoi kita semua. Amin, amin ya robbal ‘alamiin.
Dikutip dari alfalah.iwkz.de
Membangun Masjid
Membangun masjid, memakmurkan dan menyediakan
untuk orang-orang shalat termasuk amal yang utama. Allah akan memberikan
kepadanya pahala nan agung. Ia termasuk shadaqah jariyah yang pahalanya
berlanjut hingga seseorang telah meninggal dunia.
Allah berfirman:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ
مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى
الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ
الْمُهْتَدِينَ (سورة التوبة: 18)
“Hanya yang memakmurkan
masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari
kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang
diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS
At-Taubah: 18)
Nabi sallallahu’alaihi wa
sallam bersabda:
مَنْ بَنَى
مَسْجِدًا بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ (رواه البخاري، رقم
450، ومسلم، رقم 533، من حديث عثمان رضي الله عنه)
“Barangsiapa yang membangun masjid, maka
Allah akan bangunkan baginya semisalnya di surga.” (HR. Bukhari, 450 dan
Muslim, 533 dari Hadits Utsman radhiallahu’anhu)
Diriwayatkan Ibnu Majah, 738 dari Jabir bin
Abdullah radhiallahu’anhuma sesungguhnya Rasulullah sallallahu’alahi wa
sallam bersabda:
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ
كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ ، أوْ أَصْغَرَ ، بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي
الْجَنَّةِ
“Barangsiapa membangun masjid karena Allah
sebesar sarang burung atau lebih kecil. Maka Allah akan bangunkan baginya
rumah di surga.” (Dishahihkan oleh Al-Albany)
Al-Qutho
adalah jenis burung yang sudah dikenal. ‘Mafhasu al-qotho adalah sarang
untuk bertelur di dalamnya. Dikhususkan burung semprit (kecil bentuknya)
dengan (penyerupaan) ini karena ia tidak bertelur di pohon juga tidak di
puncak gunung, akan tetapi ia membuat di dataran tanah, berbeda dengan
burung-burung lainya. Oleh karena itu diserupakan dengan masjid, silahkan
melihat kehidupan burung karangan Ad-Dumairy.
Ahli ilmu mengatakan, hal ini sebutkan untuk
mubalaghoh (ukura terkecil), maksudnya meskipun masjid sampai ukuran sekecil
ini. Dan barangsiapa yang ikut serta dalam pembangunan masjid, maka dia akan
mendapatkan pahala sesuai dengan keikutsertaannya, dan dia mendapatkan
pahala lain yaitu membantu orang lain dalam kebaikan dan ketaakwaan.
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya:
“Dua orang atau tiga orang atau lebih, bekerja sama dalam membangun masjid.
Apakah masing-masing di antara mereka dicatat pahala membangun masjid atau
kurang dari (membangun masjid) itu? Beliau menjawab: “Apakah anda telah
membaca surat “idza zulzilat’ Apa yang Allak firmankan di akhir ayat?
Penanya: “Faman ya’mal mitsqala dzarrotin
khairan yarah” (Dan barangsiapa yang melakukan (kebaikan) sebesar dzarrah
(atom), maka dia akan melihatnya). (QS. Az-Zalzalah: 7)
Syekh: “Faman ya’mal .. Al-Ayat (Barangsiapa
mengerjakan kebaikan seberat dzarrah sekalipun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan
barangsiapa mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah sekalipun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya pula." (QS.
Az-Zalzalah: 7-8)
Masing-masing akan
mendapatkan pahala apa yang dikerjakan. Bahkan dia mendapatkan pahala kedua
dari sisi lain, yaitu bekerja sama terhadap kebaikan. Karena jika mereka
tidak bekerjasama, masing-masing hanya dapat melakukan sedikt, maka tidak
akan berdiri bangunan. Maka kami katakan, dia mendapatkan pahala
pekerjaannya dan mendapatkan pahala membantu dan melengkapi. Contoh hal
seperti itu, seseorang menginfakkan seratus real shadaqah, dia akan
mendapatkan pahalanya. Jika dia menginfakkan seratus real untuk membangun
masjid, maka infak tersebut memberikan manfaat dari dua sisi; Pertama pahala
perbuatan, yaitu pahala dari uang tersebut. Kedua, (pahala) membantu sampai
menjadi masjid. Akan tetapi kalau ada menyumbangkan untuk masjid dua puluh
ribu, dan yang lain (menymbang) dua pulu real, maka kita tidak mungkin
mengatakan, mereka sama (pahalanya), dan masing-masing sama mendapatkan
pahala membangun secara sempurna. Hal ini tidak mungkin.
Lihatlah wahai saudaraku!
Pahala sesuai dengan amalan. Kami katakan: “(Orang) ini mendapatkan pahala
amalan sesuai dengan apa yang diinfakkan dan mendapatkan pahala saling
membantu untuk mendirikan masjid. (Liqa Al-bab Al-Maftuh, 21/230)
Para ulama yang tergabung dalam Al-Lajnah
Ad-Daimah Lil Ifta ditanya: ”Kalau seseorang menyumbangkan sejumlah uang
untuk dirinya dan keluarganya untuk membangun masjid bersama sekelompok
orang, apakah hal itu termasuk shodaqah jariyah bagi setiap masing-masing?
Mereka menjawab: ”Shadaqah harta atau ikut
serta dalam membangun masjid termasuk shadaqah jariyah bagi orang yang
bershadaqah atau untuk orang yang dia niatkan, jika niatnya baik dan sumber
hartanya dari penghasilan yang baik.” (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 6/237)
Jika saudara anda ikut serta menyumbangkan
tanah atau membangun masjid, maka semuanya mendapat pahala dan balasan.
Pertanyaan ini bercabang dengan pertanyaan lainnya, yaitu mana yang lebih
utama membangunmasjid kecil atau ikut serta dalam (membangun) masjid besar?
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah mempunyai
fatwa seputar ini, kami sertakan disini untuk mendapatkan faedah.
Beliau rahimahullah ditanya: ”Kalau sekiranya
sebagian orang berkeinginan untuk membangun masjid dengan sejumlah uang.
Manakah yang lebih utama, apakah ikut serta bersama orang lain dalam
membangun masjid besar, sehingga nantinya tidak perlu lagi direnovasi atau
diperluas apabila penduduknya semakin bertambah. Atau membangun masjid kecil
tanpa mengikutsertakan seorang pun juga?
Beliau menjawab:
“Yang terbaik adalah yang pertama, karena
jika bangunannya kecil, terkadang di sekitarnya penduduk yang asalnya
sedikit, kemudian bertambah, akhirnya bangunannya diruntuh dan dibangun
kedua kali. Akan tetapi jika penduduk di sekitar masjid kecil lebih mendesak
kebutuhannya dibandingkan dengan penduduk di sekitar masjid besar, maka
mereka lebih utama dipenuhi kebutuhannya. Akan tetapi kalau kondisinya sama,
keikutsertaan dalam membangun masjid besar lebih utama, karena (hal itu)
lebih terjamin.
Maka, masalah perlu dirinci, apabila penduduk
di sekitar masjid kecil sangat membutuhkan masjid itu dihancurkan, lalu
dibangun lagi, maka hal itu lebih utama dibandingkan berpartisipasi
membangun masjid besar. Akan tetapi, jika mereka tidak terlalu membutuhkan
atau kebutuhannya sama-sama mendesak, maka partisipasi dalam membangun
masjid besar lebih utama.” (Al-Liqa As-Syahri, 24/18)
Sebagian ulama berpendapat bahwa hadits
‘Mafhasu qutha’ dipahami secara zahir (tekstual). Maka maksudnya maksudnya
adalah kalau ada sekelompok orang ikut serta dalam membangun masjid, dan
masing-masing mereka ambil bagian (sebesar) sarang burung semprit. Maka
Allah akan bangunkan rumah baginya di surga. Dan keutamaan Allah Ta’ala itu
luas.
Silahkan lihat kitab ‘Fathul Bari’ penjelasan
hadits no. 450.
Wallallahu’alam.
Dikutip dari islamqa.info
24 April 2013
Hadist Nabi
HADIST NABI
“BARANG SIAPA MEMBANGUN RUMAH ALLAH DEMI KELESTARIAN
DAN KOKOHNYA AGAMA ALLAH , NISCAYA ALLAH AKAN MENJADIKAN HARTANYA SEBAGAI SINGGASANA DI SURGA”
TIAP HARI DUA MALAIKAT TURUN KE BUMI DENGAN KHIDMAT MENYERUKAN :
- YA ALLAH, BERIKAN KEBAIKAN DAN PENGGANTI YANG BERLIPAT GANDA BAGI ORANG-ORANG YANG BERTAQWA ATAU BERAMAL JARIYAH
- YA ALLAH, BERIKAN KERUSAKAN ATAU KESEMPITAN BAGI ORANG YANG ENGGAN BERINFAQ ATAU BERAMAL JARIYAH
Surat dan Arti
SURAT AL-BAQARAH AYAT 261
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya: ”Perumpamaan
orang -orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap
tangkai:tumbuh seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi
siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah 2:261)
Langganan:
Postingan (Atom)